Macam – macam metode Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah
satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkanadanya tuntutan
kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana
seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk
memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar
jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar
disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang.
Bertolak
dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan
tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas
utama guru yaitu mengajar. Apabila telah memiliki kemampuan dalam
penguasaan penggunaan metode pembelajaran IPS secara mendalam.
Pengajaran IPS pada pendidikan dasar menengah dengan cara mengenalkan
masalah – masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan
kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut.
Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode ceramah akan
menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan
yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai
metode – metode yang cocok untuk pembelajaran IPS agar siswa lebih
tertarik pada peljaran tersebut.
I.2. Masalah
Banyak sekali teori – teori yang menjelaskan tentang metode untuk
pembelajaran, namun kita belum mengetahui metode apa yang baik dan
efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan IPS khususnya di
SD.
I.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah “Metode Pembelajaran IPS di SD“ dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana metode pembelajaran Pendidikan IPS SD ?
2. Apasajakah macam – macam metode pembelajaran PIPS SD ?
I.4. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalh ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu metode pembelajaran Pendidikan IPS di SD
2. Untuk mengetahui macam – macam metode pembelajaran Pendidikan IPS di SD
3. Diharapkan dapat menerapkan metode yang cocok dan baik untuk peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian Metode Pembelajaran
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos”
yang berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut
Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid
Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu cara yang fungsinya
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S
Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar (
1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran
IPS itu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat
belajar seluas – luasnya dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara
efektif. Didalam proses belajar mengajara di perlukan suatu metode
yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang ada. Metode pembelajaran
seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak didik untuk
belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).
Macam – macam metode Pembelajaran
Metode – metode untuk mata pelajaran IPS cukup beraneka ragam.
Keanekaragaman meliputi klasifikasi maupun penamaan suatu metode bahkan
juga tingkat daya guna dan hasil guna suatu metode. Secara garis
besar, metode pembelajaran IPS dapat di klasifikasikan atas dua macam
yaitu :
a. Metode Interaksi Edukatif didalam kelas, meliputi
1. Metode Ceramah
Metode
ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen atau guru
mengalihkan informasi kepada sekelompok besar atau siswa dengan cara
yang terutama bersifat verbal. ( Tjipto Utomo dan Ruitjer ; 1985:184 ).
Ada tiga unsure di dalam metode ceramah, yaitu :
§ Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi.
§ Adanya guru yang memberian informasi secara lisan.
§ Adanya sejumlah informasi yang akan disampaikan ke kelompok siswa.
Metode ceramah ini lebih tepat digunakan bila proses pembelajaran memiliki kondisi sebagai berikut:
§ Tujuan dasar pembelajaran adalah menyampaikan informasi baru.
§ Isi pembelajaran bersifat langka, misalnya berupa penemuan baru.
§ Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus keompok tertentu.
§ Membangkitkan minat terhadap pelajaran.
§ Isi pelajaran tidak diingat dalam waktu yang lama.
§ Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan pengarah penyelesaian tugas mengajar.
Metode ceramah ini kurang sesuai digunakan jika :
§ Tujuan pelajaran bukan tujuan perolehan informasi.
§ Isi pelajaran perlu diingat dalam waktu yang cukup lama.
§ Isi pelajaran komplek, rinci, dan abstrak.
§ Pencapaian tujuan yang merprasyaratkan partisipasi siswa.
§ Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
§ Para siswa yang intelegensinya atau pengalaman pendidikannya rata – rata atau dibawah rata – rata.
Metode ceramah ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan metode ceramah adalah sebagai berikut :
§ Murah,
dikarenakan efisien dalam emanfaatan waktu, dapat menyajikan ide – ide
secara lebih jelas. Seorsng guru dapat menguasai sejumlah siswa dan
memudahkan penyajian sejumlah materi pelajaran.
§ Mudah
di sesuaikan (adaptebel), hal ini dikarenakan dapat di sesuaikan
dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan waktu, dan
keterbatasan peralatan. Selain itu daapat disesuaikan dengan jadwal
guru ketidaksediaan bahan – bahan tertulis.
§ Dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa.
§ Merupakan penguatan bagi guru dan siswa.
§ Dapat mengkaitkan secara langsung isi pelajaran dengan siswa maupun guru pengalaman dalam kehidupan sehari – hari.
Adapun kelemahan dari metode ceramah, yaitu :
§ Cenderung terjadi proses komunikasi di kelas yang sifatnya satu arah.
§ Centering kearah pembelajaran berdasarkan keinginan guru atau yang disebut dengan guru sentries.
§ Menurunnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung, bila ceramah dilakukan lebih 20 menit.
§ Dengan ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka waktu yang pendek.
§ Merugikan bagi sisa yang memiliki tipe pengamatan auditif.
§ Merugikan siswa yang mampu belajar sendiri dari pada diceramahi secara klasikal.
§ Tidak efektif untuk mengajarkan ketrampilan motorik dan menanamkan sifat kepada siswa.
Prosedur pemakaian metode ceramah yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan ceramah, meliputi :
§ Mengorganisasikan isi pelajaran yang akan diceramahi.
§ Mempersiapkan penguasaan isi pelajaran yang akan di ceramahkan.
§ Memilih dan mempersiapkan media instruksional dan atau alat bantu yang akan digunakan dalam ceramah.
2. Tahap awal ceramah, meliputi :
§ Meningkatkan hubungan guru dan siswa.
§ Meningkatkan perhatian siswa.
§ Mengemukakan pokok – pokok isi ceramah.
3. Tahap pengembangan ceramah, meliputi :
§ Keterangan yang akan diberikan hendaklah secara singkat dan jelas.
§ Penggunaan papan tulis sebagai upaya visualisasi pokok – pokok masalah yang akan di terangkan.
§ Keterangan ulang dengan menggunakan istilah atau kata – kata lain yang lebih jelas.
§ Perinci dan perluas isi pelajaran.
§ Carilah balikan (feed back) sebanyak – banyaknya dalam berceramah.
§ Harus dapat mengatur alokasi waktu ceramah.
4. Tahap akhir ceramah, meliputi :
§ Pembuatan rangkuman dari garis – garis besar isi pelajaran yang diceramahkan
§ Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya.
§ Penjelasan tentang kegiatan pertemuan berikutnya.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipto Utomo Ruijter menyarankan agar guru bersedia :
1. Menyadari apa kehendak akan dicapai dengan ceramah yang diberikan dalampelajarannya.
2. Menganalisis hal – hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan ceramah.
3. Berlatih terus berceramah, karena tidak satu perubahan pun yang berhasil dengan “ sekali jadi ”.
2. Metode Tanya Jawab
Pertanyaan
dapat dilihat dari beberapa model belajar – mengajar. Baik itu metode
cermah,diskusi kerja kelompok atau metode yang lainnya. Pertanyaan
boleh berasal darisiswa maupun guru.. untuk mengerti metode Tanya
jawab, ada tiga istilah yang perlu dimengerti terlebih dahulu. Tiga
istilah ini adalah pertanyaan, respon, dan reaksi. Pertanyaan dapat
ditandai dengan kata – kata atau kalimat yang digunakan untuk
memperoleh respon verbal. Respons dapat menunjuk kepada pemenuhan dari
yang diharapkan sebuah jawaban. Sedangkan reaksi dapat menunju kepada
perubahan dan penilaiaan terhadap pertanyaan dan respons (Hyman, 1974 :
289-290).
Metode
Tanya jawab adalah sebagai format interaksi antara guru dan siswa
melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan
respons lisan, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri
siswa.
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode Tanya jawab dalam proses pembelajaran IPS, yaitu :
I. Membangkitkan
atau menimbulkan keingintahuan siswa terhadap isi permaslahan yang
sedang dibicarakan, sehingga mendorong minat siswa yang berprestasi
dalam proses belajar mengajar.
II. Membangkitkan, mendorong, menuntun dan atau membimbing pikiran siswa yang sitematis, kreatif, dan kritis pada diri siswa.
III. Membangkitkan
keterlibatan mental siswa, dengan menjawab pertanyaan dalam proses
belajar mengajar, sehingga dapat mewujudkan cara belajar siswa aktif.
IV. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri
V. Memberikan kesempatan siswa menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
Tujuan pemakaian metode tanya jawab yaitu sebagai berikut:
1. Mengecek pemehaman siswa sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran.
2. Membimbing para siswa untuk memperoleh suatu ketrampilan yang kognitif maupun sosial.
3. Memberikan rasa aman kepada siswa melalui pertanyaan yang dipastikan menjawabnya.
4. Mendorong siswa untuk melakukan penemuan (inquiri) dalam memperjelas suatu masalah.
5. Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas.
Jenis – jenis pertanyaan
Sadker
mengklasifikasikan pertanyaan itu berdasarkan Taksonomi Bloom, yaitu 6
(enam) jenis pertanyaan dari tingkat terendah sampai tingkat
tertinggi, diantaranya yaitu :
1. Pertanyaan pengetahuan atau ingatan (knowledge or recall quetions)
2. Pertanyaan pemahaman (comprehension quetions)
3. Pertanyaan penerapan (apllication quetions)
4. Pertanyaan analis (analisysis quetions)
5. Pertanyaan sintesis (synthesis quetions)
6. Pertanyaan evaluasi (evaluation quetions)
Dari
enam jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom diatas, maka tiga
dari atas dapat dikatagorikan pertanyaan kognitif tingkat rendah dan
tiga pertanyaan berikutnya termasuk pertanyaan tingkat tinggi.
3. Metode Diskusi atau metode Musyawarah
Metode
diskusi dalam pengajaran IPS yaitu suatu cara penyajian materi
pelajaran dimana siswa dibedakan kepada suatu masalah, baik berupa
pertanyaan maupun berupa pertanyaan yang bersifat problemik untuk
dibahas atau dipecahkan oleh siswa secara bersama – sama.
Dalam
suatu metode pembelajaran biasanya memiliki kekurangan dan kelebihan.
Adapun kekurangan dan kelebiahan dari metode diskusi yaitu :
Kelebihan metode diskusi yakni :
· Dapat menggarap kreativitas dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
· Siswa dapat mengeluarkan pendapat, sikap, dan aspirasi secara bebas dalam rangka mengembangkan sikap demokratis.
· Hasil diskusi (pemikiran bersama) lebih baik bila dibandingkan dengan pendapat sendiri
Sedangkan kelemahan dari metode diskusi yaitu:
· Tidak mudah menentukan atau mencari masalah yang akan didiskusikan.
· Pembicaraan sering didominasi oleh siswa tertentu.
· Diskusi lebih banyak memerlukan waktu.
· Bila kegiatan ini tidak terarah, maka pembahasan masalah sering mengembang (tidak tuntas).
Metode diskusi memiliki jenis yang berbeda – beda adapun jenis – jenis metode diskusi yaitu :
§ Diskusi kelompok kecil
§ Diskusi kelompok besar atau kelas
§ Diskusi umum (masal)
Untuk
melakukan metode diskusi ini harus memperhatikan langkah – langkah
pelaksanaanya. Adapun langkah – langkah untuk melakukan metode diskusi
yaitu :
a. Tahap persiapan
§ Menentukan masalah yang akan didistribusikan
§ Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam diskusi
§ Menentukan peserta diskusi
§ Menentukan waktu dan tempat diskusi.
b. Tahap pelaksanaan diskusi
§ Menentukan perangkat organisasi diskusi
§ Mengemukakan topik dan tujuan diskusi
§ Mengembangkan pengantar dan masalah yang akan didiskusikan
§ Pelaksanaan diskusi yang dipandu oleh pimpinan diskusi.
c. Tahap tindak lanjut
§ Membuat rumusan, kesimpulan hasil diskusi
§ Pembahasan ulang, penilaian terhadap pelaksanaan diskusi, sebagai masukan untuk diskusi berikutnya.
4. Metode Penugasan ( pemberian tugas )
Metode
pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi (recitation
method). Dimana metode resitasi ini bersama dengan metode ceramah,
merupakan dua metode yang paling tua, yang digunakan oleh guru yang
bekerja dengan kelompok – kelompok siswa. (Hyman, 1974 : 189).
Metode
penugasan dalam pengajaran IPS adalah suatu penyajian bahan
pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil tugas yang
dikerjakan. Metode ini mengacu kepada penerapan unsur – unsur “ Learning by doing”
Didalam metode penugasan memiliki kelibihan dan kelemahan. Adapun
kelebihan dari metode penugasan ini yaitu :
1. Relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA)
2. Dapat mengembangkan sifat kemandirian pada diri siswa
3. Dapat memperdalam materi pembelajaran
4. Dapat merangsang gairah belajar siswa
5. Dapat mengembangkan kreativitas melatih rasa tanggung jawab pada diri siswa
6. Dapat mengembangkan kreativitas dan aktivitas siswa.
Adapun kelemahan dari metode ini yaitu :
1. Kadang – kadang tidak terjadi ke relevanan antara tugas dengan materi yang dipelajari.
2. Kurang adanya balikan bagi guru.
3. Pengerjaan tugas kurang kontrol bila dilaksanakan di luar jam pelajaran.
Ada berberapa jenis tugas yang dapat diberikan diantara yaitu :
a. Membuat rangkuman materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru didalam kelas.
b. Membuat makalah atau laporan hasil observasi.
c. Melakukan observasi ke lapangan.
d. Mengadakan latihan – latihan ketrampilan.
Metode penugasan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Adapun cara pelaksanaan metode penugasan yaitu :
a. Melakukan persiapan dengan cara :
§ Merumuskan masalah dengan jelas
§ Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas
§ Menentukan jenis tugas baik kelompok maupun individu
§ Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas
§ Menentukan limit waktu pelaksanaan
b. Pelaksanaan tugas dengan cara :
§ Mengadakan bimbingan dalampelaksanaan tugas
§ Memberikan motivasi atau dorongan
§ Memberikan pelayanan kebutuhan
c. Pertanggung jawaban dari penilaian tugas :
§ Pelaporan secara lisan maupun tulisan, tindakan atau demonstrasi
§ Melakukan penilaian terhadap tugas berdasarkan laporan yang telah disampaikan.
5. Metode Kerja Kelompok
Kerja
kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang memiliki
kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai
format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara
anggota yang satu dengan anggota yank lain dalam satu kelompok guna
menyelesaikan tugas – tugas secara bersama – sama.
Adapun tujuan dari pengguanaan metode kerja kelompok yaitu :
· Memupuk kemauan dan kemampuan berkerja sama bagi siswa.
· Untuk meningkatkan keterlibatan sosial emosional siswa.
· Untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap PBM.
Pengelompokan di bagi beberapa jenis yaitu :
§ Pengelompokan berdasarkan perbedaan – perbedaan individu.
§ Pengelompokan berdasarkan ketersediaan siswa.
§ Pengelompokan berdasarkan partisipasi siswa.
§ Pengelompokan berdasarkan pembagian pekerjaan.
Peranan guru dan variabel lain sangat mempengaruhi keberhasilan kerja kelompok diantaranya yaitu :
§ Tujuan harus jelas sebagai pedoman.
§ Adanya interaksi positif dan kondusif diantara anggota kelompok.
§ Adanya kepemimpinan kelompok untuk mengatur kerjasama dalam kelompok.
§ Adanya suasana kerja kelompok yang baik dan menyenangkan.
§ Mengetahui kesulitan tugas yang harus dikerjakan secara kelompok.
Peranan guru dalam pelaksanaan kerja kelompok
§ Sebagai pengelola, mengorganisir dan mengatur tempat duduk siswa.
§ Sebagai pengamat, pengenal dan membantu siswa jika diperlukan.
§ Sebagai pemberi saran dan penilai.
Adapun prosedur dari pemakaian metode kerja kelompok yaitu :
a) Rambu – rambu yang harus diperhatikan
§ Cara pengamatan masalah atau penuaian tugas.
§ Kemampuan kelompok.
§ Sarana pemikiran yang akan dilakukan.
§ Ciri – ciri yang harus diperhatikan dalam kerja.
b) Prosedur pemakaian kerja kelompok
§ Pemilihan topik atau tugas yang perlu di selesaikan secara kelompok.
§ Pembentukan kelompok sesuai dengan tujuan.
§ Pembagian topik yang harus dikerjakan setiap kelompok.
§ Melakukan proses kerja kompok.
§ Melakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.
6. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara
sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur
yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian
siswa.
Metode
demonstrasi disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan
lisan atau peragaan secara tepat. (dalam Canci, 1986 : 38).
Adapun tujuan dari penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
§ Untuk menggunakan prosedur tertu dalam mengajar (prosedur kerja, prosedur pelaksanaan).
§ Dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa.
§ Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menggunakan prosedur.
Tujuan pengajaran demonstrasi menurut Winanarno Surachnat, yaitu :
§ Untuk mengajarkan suatu proses.
§ Untuk menginformasikan bahan yang di perlukan didalam proses pembelajaran.
§ Untuk mengkongkritkan informasi yang disampaikan kepada siswa.
Kelebihan dari metode demonstrasi yaitu:
§ Dapat memberikan gambaran kongkrit.
§ Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung.
§ Dapat memusatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
§ Dapat merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan baru.
Kekurangannya atau kelemahan dari metode demonstrasi yaitu
§ Memerlukan persiapan yang matang.
§ Menurut peralatan yang mengacu untuk semua siswa.
§ Menentukan kegiatan lanjutan (follow up).
Langkah – langkah pelaksanaan metode demonstrasi :
a. Persiapan
· Menentukan adanya kesesuaian antara metode dengan tujuan yang akan dicapai.
· Menganalisa kebutuhan peralatan yang diperlukan.
· Mencoba peralatan dan menganalisis waktu.
· Merangsang jenis – jenis besar tentang langkah – langkah demontrasi.
b. Pelaksanaan
· Mempersiapkan peralatan dari bahan yang akan digunakan.
· Memberikan pengantar tentang demonstrasi yang akan dilaksanakan.
· Meragakan tindakan, proses sesuatu yang disertai pelajaran.
c. Tindak lanjut (follow up)
· Mendiskusikan tentang beragam tindakan (petunjuk).
· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan. kegiatan sesuai dengan tindakan yang telah diragakan.
7. Metode Karyawisata
Merupakan
suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek di
luar kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
Tujuan dari metode karyawisata yaitu :
·
Agar siswa dapat membandingkan apa yang mereka pelajari di dalam
kelas secara teoritis dengan keadaan nyata di lapangan atau
membandingkan antara teori dengan praktik penggunaannya.
· Untuk menghilangkan kejenuhan belajar siswa.
· Sebagai reaksi stabil belajar.
Kelebihan metode karyawisata yaitu :
§ Siswa akan memperoleh pengalaman langsung.
§ Dapat meningkatkan minat perhatian siswa dalam mempelajari sesuatu.
§ Dapat memperkaya dan menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam kelas.
Kekurangan metode karyawisata yaitu :
§ Memelihara persiapan yang relative lama dan cukup matang.
§ Memerlukan sarana dan biaya yang relative tinggi.
§ Biasanya persiapan kurang matang untuk dapat menggabungkan tujuan.
§ Memiliki resiko yang tinggi.
Langkah – langkah pelaksanaan metode demonstrasi :
a. Persiapan
§ Merumuskan tujuan pelaksanaan.
§ Membentuk tempat, waktu, biaya pelaksanaan.
§ Membentuk krituk pelaksanaan dan pembagian tugas.
§ Mempersiapkan lembar observasi atau pertentangan – pertentangan untuk merekam data di lapangan.
b. Pelaksanaan
§ Mengadakan pengawasan dan bimbingan terhadap siswa.
§ Menunjukkan hal – hal yang penting pada saat karyawisata yang berhubungan dengan materi pelajaran.
§ Menjaga ketertiban dan sopan santun di lapangan.
§ Mencatat hal – hal penting untuk bahan lapangan.
c. Tindak lanjut
§ Membuat laporan karyawisata untuk tiap kelompok atau tiap individu untuk bahan diskusi.
§ Melaksanakan diskusi hasil karyawisata.
§ Kemudian membuat laporan lengkap hasil diskusi.
8. Metode Simulasi
Metode
simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pengajaran
IPS yang didalamnya menampakkan adanya perilaku pura – pura dari orang
yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Jenis – jenis simulasi yaitu
§ Permainan simulasi (simulation games).
§ Permainan peran (role playing).
§ Sosio drama dan psiko drama.
Adapun tujuan dari penggunaan metode simulasi yaitu :
§ Untuk mendorong partisipasi dan pengembangan sikap siswa.
§ Mengembangkan persuasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.
§ Dapat menimbulkan interaksi yang sehat dan hangat antar siswa.
§ Memperkenal dan melatih peranan kepemimpinan pada diri siswa.
§ Memanfaatkan bakat dan kemampuan siswa sebagai sumber belajar.
Keuntungan dari pengguanaan metode simulasi yaitu :
§ Dapat menciptakan kesenangan dan kegembiraan pada diri siswa dalam proses pembelajaran.
§ Dapat mengurangi keabstrakan pada diri siswa dalam proses pembelajaran.
§ Dapat memberikan pengarahan dan petunjuk sederhana dalam proses pembelajaran.
§ Dapat melatih siswa berfikr secara kritis.
Adapun kelemahan dari penggunaan metode simulasi :
§ Memerlukan waktu relatif lebih lama dan biaya yang relatif mahal.
§ Memerlukan sistem pengelompokan yang cakap luwes dan kompleks
§ Banyak menuntut imajinasi dan improfisasi guru dan siswa dalam pelaksanaannya
§ Sulit bagi siswa berperan sesuai dengan peranan tokoh yang dimainkan
Adapun langkah – langkah pelaksanaan metode simulasi yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki situasi, masalah atau pemain yang tepat
2. Mengorganisasi kegiatan sehingga jelas dan tepat
3. Memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa yang menjadi simulator
4. Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada kaitanya dengan materi pelajaran
5. Membantu mempersiapkan para pemain
6. Menetapkan alokasi waktu
7. Melaksanakan simulasi sesuai yang telah direncanakan
8. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan simulasi
9. Mengadakan kegiatan ulang
9. Metode Inquiri dan Discovery ( mencari dan menemukan )
Metode penemuan ( discovery methode)
sebagai prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi
objek atau pengaturan atau pengondisian objek, dan eksperimentasi lain
oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat.
Adapun tujuan dari metode penemuan adalah sebagai berikut :
§ Meningkatkan ketertiban siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
§ Mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup.
§ Mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran.
§ Melatih siswa memanfaatkan sumber informasi dalam lingkungan.
Kentungan menggunakan metode penemuan yaitu :
§ Membantu untuk memperbaiki proses penguasaan pengetahuan dan ketrampilan bagi para siswa.
§ Pengetahuan yang diperoleh setiap siswa bersifat individual, oleh karena itu lebih erat melekat pada diri siswa,
§ Dapat menimbulkan kegairan belajar belajar siswa.
§ Memberi kesempatan siswa maju terus dalam belajar.
§ Memperkuat konsep diri siswa dengan lebih percaya diri.
§ Metode ini kegiatanya lebih berpusat kepada siswa.
Kelemahan metode penemuan yaitu :
§ Memerlukan persiapan, kemampuan berfikir yang tinggi.
§ Keberhasilan sulit dicapai bila diikuti oleh siswa dengan jumlah yang besar.
§ Membutuhkan peralatan dan fasilitas yang memadai.
Langkah – langkah pelaksanaan dengan menggunakan metode penemuan menurut Gilstrap, Richard Surachman dan Dermo M. yaitu :
§ Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
§ Memilih konsep, penertian dan prinsip yang akan di pelajari.
§ Pemilihan masalah dan bahan pembelajaran.
§ Menjelaskan tugas – tugas yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
§ Mempersiapkan alat – alat dan suasana belajar.
§ Mengecek pemahaman siswa.
§ Melaksanakan proses penemuan dengan mengumpulkan data.
§ Membantu dan membimbing siswa dalam menganalisa data.
§ Membentuk siswa dalam menemukan masalah, kaidah, prinsip dan ide – ide berdasarkan hasil penemuan.
10. Bermain Peran ( role playing )
Bermain
adalah sebuah proses belajar melalui bermain peran yang dapat
mengembangkan pemahaman, dan identifikasi terhadap nilai. Siswa dalam
bermain peran menempatkan diri pada posisi orang lain, apabila ia
memenghayati peran itu, ia akan memahami tidak saja apa yang telah
dilakukan orang tersebut. Dalam bermain peran dituntut siswa yang
berkualitas, yang diharapkan mampu menghayati posisi yang diinginkan.
Siswa harus mengetahui dan memahami terlebih dahuluinformasi tentang
tujuan dan peran yang akan dimainkan, untuk itu perlu didiskusikan dulu
dengan antar anggota kelompok untuk membangun simpati terhadap suatu
nilai, yaitu nilai – nilai yang sudah dinyatakan secara lebih spesifik.
11. Social Drama ( socio drama)
Drama
sosial merupakan bermain peran yang berhubungan dengan isu sosial yang
disebut dengan Joyce and Well (1980 ; 254) dengan istilah
interpersonal conflict. Drama sosial hanya membatasi diri dari pada
permasalahan yang berkenaan dengan aspeksosial masyarakat.
Permasalahan
yang mungkin muncul antara siswa setelah suatu sosial akan sama halnya
dengan apa yang sudah dikemukakandalam bermain peran. Oleh karena itu,
selain aspek positif yang tercapai dalam penanamannilai melalui drama
sosial, guru harus berupaya untuk menghilangkan aspek negatif yang
mungkin terjadi diantara siswa yang memegang peranan tersebut
b. Pendekatan Pembelajaran IPS
Pendekatan pembelajaran IPS dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pendekatan Pembelajaran tradisional
Pembelajaran
tradisional adalah suatu pendekatan dimana didalam proses pembelajaran
hanya menyampaikan materi pembelajaran didalam dengan metode
pendekatan yang monoton dan relative tetap setiap kali mengajar. Dalam
pendekatan tradisional guru lebih memegang peranan penting dengan
siswanya. Hal ini menjadikan siswa kurang aktif bahkan lebih cenderung
bersifat pasif.
Untuk itu guru dituntut lebih mengembangkan pendekatan yang menjanjikan, agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Pendekatan “Inquiry”
Penggunaan
pendekatan pembelajaran “Inquiry” akan memberikan suasana atau iklim
yang lebih semangat yang membuat siswa menjadi aktif didalam kelas.
Peran guru dalam proses pembelajarannya hanya bertindak sebagai
motivator dan fasilitator, siswa lebih di prioritaskan sebagai “student center”
Ciri – ciri pendekatan inkuiri yaitu :
1.
Dalam proses belajar – mengajar lebih banyak melemparkan permasalahan
kepada siswa untuk dianalisa dan kemudian mencari beberapa alternatif
perpecahanya.
2. Interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa lebih bersifat multi arah
3. Guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswanya yang berfikir secara kritis dan ilmiah.
4.
Dalam proses belajar mengajar guru dalam menyampaikan informasi
materi bukan hanya bersifat pengetahuan, tetapi menanamkan sifat dan
memberikan ketrampilan praktis kepada siswa
5. Strategi, metode dan teknik mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar lebih bervariatif.
6. Dalam proses pembelajaran lebih memperlihatkan kadar cara belajar siswa aktif (CBSA) yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Metode
pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa
dapat belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran
secara efektif. Secara garis besarnya metode pembelajaran IPS itu dapat
diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:
1. Metode Interaksi Edukatif didalam kelas:
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode diskusi
d. Metode kerja kelompok
e. Metode demonstrasi
f. Metode karyawisata
g. Metode simulasi
h. Metode Inquiry dan Discovery
i. Metode bermain peran ( Role Playing )
j. Metode sosial drama
2. Pendekatan pembelajaran IPS:
a. Pembelajaran tradisional
b. Inquiry
III.2. Saran
Yang perlu diingat bahwa tidak ada suatu model pengajaran yang paling
baik dan sempurna. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Jadi metode yang paling baik adalah metode yang cocok
dan relevan dengan materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sehingga guru disarankan untuk memahami dan dapat menginovasikan metode-metode dalam penerapan belajar mengajar.
Majalah 92 dalam dunia pendidikan.
Majalah 92 dalam dunia pendidikan.
sumber : http://kaumseni.blogspot.com/2011/11/macam-macam-metode-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar